Rabu, 27 Juni 2012

kapitalisme kampus

berbicara masalah kapitalisme banyak penafsiran-penafsiran tentang kapitalisme dan itu di identikkan dengan sistem ekonomi dintara defenisi dari kapitalisme adalah Kapitalisme atau Kapital adalah suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Demi prinsip tersebut, maka pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna keuntungan bersama, tapi intervensi pemerintah dilakukan secara besar-besaran untuk kepentingan-kepentingan pribadi. Walaupun demikian, kapitalisme sebenarnya tidak memiliki definisi universal yang bisa diterima secara luas. Beberapa ahli mendefinisikan kapitalisme sebagai sebuah sistem yang mulai berlaku di Eropa pada abad ke-16 hingga abad ke-19, yaitu pada masa perkembangan perbankan komerseial Eropa di mana seklompok individu maupun kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu yang dapat memiliki maupun melakukan perdagangan benda milik pribadi, terutama barang, seperti tanah dan manusia guna proses perubahan dari barang modal ke barang jadi. Untuk mendapatkan modal-modal tersebut, para kapitalis harus mendapatkan bahan baku dan mesin dahulu, baru buruh sebagai operator mesin dan juga untuk mendapatkan nilai lebih dari bahan baku tersebut.
kita dapat menarik kesimpulan bahwa kata kapitalisme pada dasarnya memiliki arti yang universal. kapitalisme dapat diartikan sebagai menguntungkan secara sepihak yang mengutamakan diri sendiri (individu).
dunia kampus adalah dunianya para mahasiswa. seluruh aktifitas kampus sebagian di kelolah oleh mahasiswa yang bernaung di segala aktivitas organisasi kampus, baik intern maupun ekstern. tidak semua para mahasiswa menyukai serta terjun kedalam dunia oraganisasi kampus bahkan banyak pula mahasiswa yang kesehariannya hanya mengerjakan sesuatu yang menurut mereka itulah cara menikmati hidup tapi ternyata itu sama sekali tidak lebih bermanfaat dari menjalankan organisasi. kampus sebagai tempat proses belajar mengajar, dosen yang sewaktu SMA kita panngil guru itu tidak lagi sama dalam memberikan sebuah meteri, kadang para mahasiswa tidak puas akan penjelasan dari dosen mereka sehingga mereka berinisiatif untuk melakukan proses belajar mengajar di luar jam kuliah sehingga terbentuklah bangunan intelektual mereka. banyak ilmu pengetahuan yang mahasiswa dapat di luar di banding didalam bangku kuliah itu sendiri. maka tidak heran jikalau sekiranya banyak mahasiswa yang kemudian meluangkan lebih waktunya untuk organisasi ketimbang di dalam perkuliahan. jadi intinya bahwa kuliah bukanlah presentatif untuk memuaskan kita dalam mencari ilmu akan tetapi menjadi alat untuk mendapatkan gelar serta ijazah.
timbullah pertanyaan, mengapa muncul kapitalisme kampus ? tak heran pada dasarnya setiap individu dalam menjalankan kegiatan sehari-harinya atau dalam menjalankan aktivitas pergaulan sehari-hari setiap individu pastinya akan berusaha untuk menjadi yang terhebat diantara individu-individu yang lain. sehingga mereka akan bertarung menjadi yang terdepan tanpa memikirkan di sekelilingnya, mau baik atau tidak. begitu pula dalam lembaga kampus. tidak sedikit diantara mereka yang mencoba untuk menjadikan diri meraka merasa puas dengan hal-hal yang kebanyakan individu menganggapnya kotor. mereka mencoba untuk menjadikan pendidikan sebagai alat untuk mencari kepuasan diri dalam hal ini bukan menjadikan pendidikan sebagai bangunan intelektual akan tetapi pendidikan dijadikan sebuah bisnis kampus. tidak heran banyak kemudian mahasiswa yang mencoba untuk menghentikan aktivitas ini yang menurut mereka ini adalah hal yang tidak rasional dalam pendidikan, berbagai cara telah dilakukan mahasiswa baik itu mengadakan pertemuan dengan dosen hingga turun aksi. begitulah mungkin nasib mahasiswa yang diidentikkan dengan tersangka dan dosen di identikkan dengan hakim. apapun yang dikatakan mahasiswa itu semuanya salah dan apa yang dikatan dosen itu semuanya benar. tidak sedikit universitas yang telah melaksanakan hal seperti ini menjadikan para mahasiswanya sebagai alat pebisnis meraka, lucunya pernah ditemukan seorang dosen di sebuah universitas yang tidak memperdulikan kondisi ekonomi dari setiap mahasiswanya, acuh tak acuh terhadap kondisi ekonomi dari setiap orang. mereka berfikiran bahwa tak usah kuliah kalau tak ada uang, berarti kamu bisa menanggung resiko terhadap apapun yang menjadi tanggungan dana dari kebijakan universitas "ujar dosen". akan tetapi fakta membuktikan bahwa tidak semua mahasiswa mempunyai kecukupan dana dalam melakukan pembayaran perkuliahan. untuk menghidupi kehidapan sehari-harinya saja kadang mahasiswa menahan lapar serta keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dikarenakan gaji orang tua tidak sebanding dengan apa yang dibutuhkan pada saat merantau dikampung orang untuk menimba ilmu.
kita bisa menarik kesimpulan bahwa benar kata eko prasetyo " ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH ". rupanya dalam menuntut ilmupun kadang si pengajar tidak ikhlas dalam mentrasfer ilmunya keorang-orang tanpa di beri imbalan.
mungkin sekian tulisan pertama saya. bagi yang membacanya mohon berikan komentar sebagai motivasi serta berbaikan dalam tulisan ini.